1TULAH.COM-Kitab Suci Al Qur’an sangat sakral bagi umat Islam. Wahyu Ilahi ini, dipelihara dengan baik, meskipun sudah berusia puluhan tahun.
Selain diperlakukan dengan penuh takzim, Mushaf Al Qur’an yang rusak lantaran termakan usia atau faktor lainnya, tidak serta merta ditelantarkan sembarangan, apalagi sampai di buang ke tempat sampah.
Jika toh mushaf Al Qur’an memang tidak memungkinkan lagi untuk dibaca alias rusak parah, pilihan terakhirnya adalah dengan membakarnya. Seperti halnya yang juga dilakukan di Indonesia.
Beda dengan di Indonesia, di beberapa Negara di Timur Tengah, mushaf Al Qur’an yang sudah rusak parah, justru diperbaiki atau dirosterasi hingga kembali seperti baru.
Restorasi mushaf Al Qur’an ini, marak di Yaman, terutama di saat bulan Suci Ramadhan, permintaan jasa restorasi Al Qur’an juga kitab-kitab klasik Islam lainnya meningkat dibandingkan bulan lainya.
Di Yaman, menjelang dan selama bulan suci Ramadan, penjual jasa restorasi Al-Qur’an banjir pelanggan. Mereka memperbaiki kondisi kitab suci tersebut, menjilidnya ke kondisi semula.
Permintaan restorasi Al-Qur’an tinggi menjelang dan selama Ramadan ketika Muslim berpuasa dan memperbanyak membaca Al-Qur’an. Untuk memenuhi permintaan, penjilid buku tradisional di ibu kota Yaman, Sana’a, bekerja sepanjang waktu untuk merestorasi puluhan kitab Al-Qur’an yang rusak.
Di kota tua Sana’a, penjilid buku Hashim al-Siraji menjelaskan proses restorasi yang sangat detail.
“Untuk menjilid kitab, kita mulai dengan merekatkan kertas dan kain jenis tertentu pada kitab. Setelah direkatkan, kita jahit,” ungkapnya.
Kemudian, Hashim menambahkan kertas keras untuk penutup pada bagian depan dan belakang kitab. Tak lupa, ia memberi pita sebagai pembatas buku.
“Setelah selesai dijahit dengan benang katun dan nilon, kita gunakan bahan kulit untuk punggung kitab dan direkatkan dengan menggunakan lem buatan lokal,” lanjutnya.
Hashim kemudian memasukkan kitab yang telah direstorasi ke mesin penekan supaya perekat semakin kuat. Kalau tidak ditekan cukup kuat, kata Hashim, sampul akan bergeser. Belum selesai. Kitab yang masih di dalam mesin penekan, lalu dijemur 24 jam.
Ibrahim al-Zaidi mempunyai beberapa salinan Al-Qur’an yang perlu direstorasi. Dari distrik Shibam Kawkaban, Provinsi al-Mahweet, sekitar 115 kilometer sebelah barat Sana’a, ia datang ke Hashim al-Siraji untuk memperbaiki kitab Al-Qur’an yang terlepas dari jilidnya.
“Saya membawa 47 salinan Al-Qur’an untuk diperbaiki, karena sebagian dari kitab-kitab Al-Qur’an itu rusak. Dan kami mengambil salinan Al-Qur’an yang rusak dari masjid mana saja untuk diperbaiki dengan biaya kami. Selama Ramadan, khususnya, semua orang ingin membaca (Al-Qur’an),” ujar Ibrahim.
Kepala Dewan Politik Tertinggi Houthi Mahdi al-Mashat bertemu dengan delegasi Arab Saudi dan Oman di Istana Republik Yaman di ibu kota Sanaa hari Minggu (9/4/2023).
Fuad Abdullah juga menjual jasa restotasi Al-Qur’an. Ia menunjukkan tumpukan Al-Qur’an yang akan diperbaiki. “Ini adalah contoh kitab yang sudah direstorasi. Sekarang bagus dan terjilid dengan baik. Lihat betapa lentur kitab ini setelah dijahit, tetapi yang ini belum dijilid. Kitab ini bisa robek.”
Selama Ramadan, Muslim memenuhi koridor Masjid Agung Sana’a. Salah seorang dari mereka adalah Muhsen al-Emad yang didampingi gurunya.
“Kami sedang mengkaji kita suci Al-Quran. Dia adalah guru dan saya adalah murid. Dia mengajari saya aturan tajwid. Semoga Allah merahmati,” harap Muhsen.
Jemaah lain, Muhammad al-Jundubi. “Bersyukur kepada Allah bahwa orang-orang Yaman merawat Al-Qur’an dan melestarikannya dalam hal menjilid ulang kitab-kitab ini, menghormati, merenungkan maknanya, mematuhi parameter apa yang diperbolehkan dan apa yang dilarang dan mematuhi apa yang Allah katakan,” ujarnya.
Muslim juga memenuhi ratusan masjid di sekitar ibu kota Yaman. Mereka salat, berdoa, dan membaca Al-Qur’an. (Sumber:voaindonesia.com)