Sejumlah Bank Internasional Bangkrut, Ini Langkah yang Harus Diambil oleh Perbankan Nasional Menurut Pakar Risiko Perbankan

- Jurnalis

Senin, 10 April 2023 - 08:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dok: Bank Mandiri (Suara.com)

Dok: Bank Mandiri (Suara.com)

1TULAH.COM-Perekonomian dunia sedang tidak baik-baik saja. Memasuki triwulan kedua pada tahun 2023 ini, sejumlah Bank Internasional sudah dinyatakan kolaps atau bangkrut.

Kondisi ini ke depannya dapat berdampak serius bagi perbankan dalam negeri. Namun, hal ini sebenarnya dapat diantisipasi oleh pihak perbankan dan Bank Indonesia (BI) agar tidak berpengaruh serius pada perekonomian dalam negeri Indonesia.

Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin menilai, kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) tidak terlalu berdampak terhadap kondisi perbankan di Indonesia namun bank-bank domestik tetap harus selalu waspada.

“Direct impact dari SVB case ke Indonesia itu boleh dibilang minimal, akan tetapi kita tetap akan harus waspada apa saja yang harus kita lakukan to make sure bahwa kita tetap ada di posisi yang baik dan robust apabila ada potensi contagion impact dari Amerika atau Europe terhadap banking Indonesia dan Asia,” kata Ahmad pada pekan lalu.

Baca Juga :  Integritas Demokrasi di Barito Utara Dipertaruhkan: PSU Harus Bersih dari Kecurangan

Menurut dia, guna meminimalisir dampak dari kolapsnya bank di luar negeri, perbankan di Indonesia harus selalu menjaga risiko likuiditas (liquidity risk).

“Kita harus menjaga liquidity risk yang sangat ketat setiap hari, apakah saat itu adalah krisis atau tidak. Dan betul sekali bahwa liquidity is a king, dan memang bank yang memiliki liquidity yang baik itulah yang akan bertahan,” ujar Ahmad.

Guna menjaga risiko likuiditas, lanjut Ahmad, bank-bank di Indonesia dapat melakukan beberapa cara. Pertama, perlunya analisa internal terhadap risiko likuiditas untuk melengkapi pemantauan terhadap regulatory liquidity ratio atau rasio likuiditas yang sudah diatur, agar dapat mengakomodir pergerakan pasar yang lebih ekstrim.

Kedua, bank di Indonesia dapat melakukan analisa terhadap konsentrasi pembiayaan (funding) secara berkala. Ketiga, bank bisa melakukan analisa pergerakan suku bunga yang berdampak bagi klien bank.

Baca Juga :  Tala Berkomitmen Meningkatkan Transformasi Digital, Pelayanan Publik yang Lebih Baik dan SPBE yang Optimal

“Lalu menganalisa dampak klien dari kenaikan suku bunga. The client’s big impact performances will affect the performance of the bank,” ucap Ahmad.

Keempat, bank perlu melakukan kajian terhadap skenario risiko (risk scenario) pada stress test atau simulasi untuk menguji ketahanannya. Kelima, melakukan pengkajian rencana pemulihan atau recovery plan secara berkala, termasuk pada rencana eksekusi serta komunikasi terhadap klien.

“Kita harus terus mengupdate terkait recovery plan kita. Recovery itu merupakan mandatory requirement yang harus diupdate tiap tahun dan disubmit ke OJK dan para pemegang saham. Recovery plan harus mencerminkan detail strategi, apabila terjadi krisis di industri perbankan dan semua action harus dites dan di-execute dengan cepat pada saat krisis,” pungkas Ahmad. (Sumber:suara.com)

 

Berita Terkait

PBNU Bantah Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat: Tudingan yang Paling Keji!
Resmi! Qatar dan Arab Saudi Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026 Ronde Keempat Zona Asia
Menkomdigi Tegaskan: Platform OTT Asing Wajib Dukung Industri Penyiaran Nasional!
Varian XFG COVID-19 Merebak di India: Kenali Gejala dan Jalur Penyebarannya
Reshuffle Kabinet? Prabowo Pilih Bertahan, Intip Faktor Politik dan Kinerja di Balik Keputusan Ini
Deforestasi Global Makin Parah: Sepertiga Hutan Hilang Permanen, Ancaman Nyata di Depan Mata!
DPRD Kalteng Siap Teruskan Aspirasi Pembubaran Ormas GRIB Jaya ke Kemenkumham
Prabowo Unggah Momen Telepon Donald Trump, Sinyal Penting di Tengah Isu Tarif Impor AS?
Tag :

Berita Terkait

Jumat, 13 Juni 2025 - 20:17 WIB

PBNU Bantah Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat: Tudingan yang Paling Keji!

Jumat, 13 Juni 2025 - 19:19 WIB

Resmi! Qatar dan Arab Saudi Jadi Tuan Rumah Kualifikasi Piala Dunia 2026 Ronde Keempat Zona Asia

Jumat, 13 Juni 2025 - 19:08 WIB

Menkomdigi Tegaskan: Platform OTT Asing Wajib Dukung Industri Penyiaran Nasional!

Jumat, 13 Juni 2025 - 18:55 WIB

Varian XFG COVID-19 Merebak di India: Kenali Gejala dan Jalur Penyebarannya

Jumat, 13 Juni 2025 - 12:58 WIB

Reshuffle Kabinet? Prabowo Pilih Bertahan, Intip Faktor Politik dan Kinerja di Balik Keputusan Ini

Jumat, 13 Juni 2025 - 12:50 WIB

Deforestasi Global Makin Parah: Sepertiga Hutan Hilang Permanen, Ancaman Nyata di Depan Mata!

Jumat, 13 Juni 2025 - 10:57 WIB

DPRD Kalteng Siap Teruskan Aspirasi Pembubaran Ormas GRIB Jaya ke Kemenkumham

Jumat, 13 Juni 2025 - 10:23 WIB

Prabowo Unggah Momen Telepon Donald Trump, Sinyal Penting di Tengah Isu Tarif Impor AS?

Berita Terbaru