1TULAH.COM-Gonjang-ganjing soal dugaan transaksi mencurigakan yang mencapai Rp300 Trilun lebih di Kementerian Keuangan sebagaimana diungkapkan Menkopolhukam Mahfud MD, mendapat respons positif dari Presiden Jokowi.
Jokowi malahan meminta Mahfud MD menghadiri pemanggilan oleh Komisi III DPR RI. Presiden memintanya untuk menjelaskan sejelas-jelasnya soal isu pencucian uang tersebut.
Dukungan dan perintah dari Presiden Jokowi ini, membuang Mahfud MD semakin percaya diri (Pede). Terlebih dalam pertemuan dengan DPR RI itu, Mahfud MD sendiri yang menjadi pemimpin dari perwakilan pemerintahan.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD untuk menjelaskan terkait isu dugaan transaksi mencurigakan Rp 349 triliun di Kementerian Keuangan ke DPR RI.
Hal ini disampaikan Mahfud MD usai dipanggil oleh Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (27/3/2023). Mantan Ketua MK itu memastikan bakal menjelaskan ke DPR pada Rabu (29/7/2023).
“Presiden meminta saya hadir menjelaskan ke DPR dengan sejelas-jelasnya dan memberi pengertian tentang apa itu pencucian uang,” ucap Mahfud.
“Saya akan menjelaskan ke DPR juga dengan sejelas-jelasnya tanpa ada yang ditutupi karena presiden kita menghendaki keterbukaan informasi sejauh sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” Mahfud menambahkan.
Mahfud menerangkan, pada Rabu dirinya bakal didampingi oleh beberapa pejabat eselon satu dari para anggota ketua nasional komite pencegahan dan pemberantasan TPPU.
“Jadi ketuanya saya, anggotanya ada beberapa menteri dan lembaga kita cukup ditemani oleh eselon satunya, itu aja saya siap datang hari Rabu,” jelasnya.
Capai Rp349 Triliun
Sebelumnya Menkopolhukam Mahfud MD mengungkapkan laporan hasil analisa Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terkait dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang mencapai Rp349 triliun.
Angka itu lebih besar dibanding jumlah uang pada transaksi mencurigakan yang sebelumnya diungkap Mahfud, yakni Rp300 triliun.
Menurutnya, transaksi janggal sejumlah Rp349 triliun itu berkaitan dengan dugaan tindak pidana pencucian uang yang melibatkan pegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan pihak lainnya.
“Saya waktu itu sebut Rp300 triliun, setelah diteliti lagi transaksi mencurigakan lebih dari itu, yaitu Rp349 triliun,” kata Mahfud di Gedung Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin (20/3/2023). (Sumber:suara.com)