1TULAH.COM – Film ‘Para Betina Pengikut Iblis’ banyak menuai kritik dari netizen karena penggunaan kata ‘betina’ untuk mendeskripsikan seorang perempuan.
Karena banyak menuai kritik, Sutradara film ini pun buka suara terkait hal tersebut.
“Saya nggak tega memakai kata perempuan jadi pengikut iblis,” ujar Rako Prijanto dilansir dari suara.com.
Rako Prijanto mengatakan, perempuan sebagai sosok yang mulia tidak mungkin dikaitkan dengan pengaruh gelap iblis.
“Perempuan itu harus kita hormati, harus kita sayang, mempunyai rasa humanis yang tinggi, berakhlak baik. Jadi nggak mungkin dipengaruhi iblis,” terang Rako Prijanto.
Maka dari itu, sang sutradara memilih diksi tersebut untuk menggambarkan sosok perempuan pemuja iblis dalam film ini.
“Karya seni itu tidak ada batasan. Idiom apa pun bisa dipakai dalam seni,” ujar Rako Prijanto.
Untuk itu, Rako meminta permasalahan pemilihan diksi tersebut tidak dibesar-besarkan.
Mengingat di film horor lainnya, ada sosok yang sebenarnya juga dianggapnya tidak pantas untuk digambarkan sebagai penebar teror.
“Kan ada teror ibu juga, dan itu tidak dipermasalahkan,” tutur Rako Prijanto.
Kontroversi mengenai judul film ini muncul setelah perilisan poster dan trailer filmnya. Ada banyak warganet yang kurang nyaman dengan penyebutan tersebut.
Film ini menceritakan tentang tiga perempuan yang bersengkokol dengan iblis untuk mengejar kepentingan duniawi.
“Saya membuat film ini terilhami dari tiga ayat di Al-Quran yaitu An-Nas, Ali Imran ayat 17 dan Al-Humazah. Jadi tiga perempuan ini mencerminkan dari ayat itu,” jelas Rako Prijanto.
“Bagaimana bisikan iblis mengganggu kita, bagaimana kita harus sabar dan taat sebagai makhluk Allah, bagaimana ucapan-ucapan kedengkian yang datang dari hati bisa menghancurkan kita semua,” sambungnya.
Film ‘Para Betina Pengikut Iblis’ ini dibintangi oleh Sara Fajira, Hanggini, Mawar De Jongh, dan Adipati Dolken. (Delia Anisya Fitri)
Sumber: suara.com