1TULAH.COM-Pegila bola (Gibol) pasti kenal dengan Iker Casillas. Mempunyai wajah tampan dengan tubuh atletis dan selalu berpenampilan macho. Pokoknya, sangat sempurna untuk ukuran lelaki idaman wanita sosialita dan aktres papan atas.
Tetiba, pada Minggu (9/10/2022) kemarin, muncul pengakuan mengejutkan dari kiper legendaris Spanyol sekaligus mantan anggota Real Madrid.
Ia mengaku menjadi gay atau homoseksual yakni orientasi seksual lelaki suka lelaki. Pengumuman ini disampaikan melalui akun Twitter pribadinya pada Minggu, 9 Oktober 2022.
Cuitannya langsung viral dan langsung menjadi sorotan banyak orang, bahkan ia mendapat dukungan eks kapten Barcelona, Carles Puyol.
“Saya harap Anda menghormati saya: saya gay,” cuit Casillas.
Belakangan ia mengaku bahwa akunnya diretas. Meski demikian sekarang semuanya sudah kembali dalam kendalinya.
“Akun yang diretas. Untung semuanya beres. Mohon maaf kepada semua follower saya. Dan tentu saja, lebih banyak permintaan maaf kepada komunitas LGBT,” kata Ikker Casillas
Sementara itu, di seluruh dunia, gay atau komunitas LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender) keberadaanya selalu memicu perdebatan. Ada yang menyebutkan menjadi LGBT sebagai pilihan gaya hidup, ada juga bawaan genetika sejak lahir.
Psikiater Dekan Burnett yang mengatakan penelitian terbaru menunjukan homoseksual terkait dengan banyaknya kromosom X, jadi karena terkait genetik, maka itu bukanlah karena pilihan hidup.
“Perdebatan seputar hal-hal seperti ini tidak bisa dihindari, begitu juga dengan tuduhan jadi gay adalah pilihan,” ujar Burnett mengutip Guardian, Senin (10/10/2022).
Burnett menjelaskan perspektif jadi gay adalah pilihan, sama seperti saat pilih beli mobil baru atau tato baru. Apalagi seksualitas menurutnya terdiri dari berbagai spektrum, seperti keberadaan biseksualitas.
Biseksualitas adalah saat seseorang menyukai lelaki dan perempuan sekaligus dalam melakukan hubungan seksual.
“Sementara itu mengatakan bahwa seksualitas sudah diatur sejak lahir juga tidak sepenuhnya benar, karena setelah berargumen kaum homoseksual. Lalu mempertimbangkan pilihan dan secara sadar menyatakan saya akan jadi gay mulai sekarang, mengapa mereka melakukan itu,” jelas Burnett.
Umumnya pemilihan orientasi seksual ini terjadi saat masa remaja, saat kematangan seksual muncul. Tapi untuk klaim ini, umumnya masa pencarian jati diri hanya bersifat sementara.
“Rambut di kemaluan tumbuh, cara berpakaian remaja bisa berubah. Tapi mereka yang ‘memilih’ homoseksual tampak benar-benar selamanya,” katanya.
Lantas, Burnet menduga jika menjadi homoseksual adalah gaya hidup, karena mereka akan melihat konsekuensi menjadi homoseksual dan berpikir itu adalah pilihan lebih baik.
“Mereka melihat penindasan, tingkat bunuh diri, diskriminasi dan pelecehan, ketidaksetaraan, peningkatan risiko masalah kesehatan mental atau pengabaian dari keluarga,” terang Burnett.
Namun mereka yang berpendapat homoseksual adalah pilihan, selalu menegaskan bahwa itu adalah pilihan yang salah. Sehingga menegaskan bahwa dasarnya setiap orang itu heteroseksual. Inilah sebabnya materi ini masih menjadi perdebatan panjang sejak zaman terdahulu. (Sumber:suara.com)