1TULAH.COM-Kasus kekerasan seksual terhadap anak yang terjadi di masyarakat, sering kali hanya berfokus pada pelaku. Dalam hal ini hanya berfokus pada proses hukum, sementara proses penyembuhan trauma korban kekerasan kurang terperhatikan.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi, meminta agar selain fokus pidana terhadap pelaku, kata dia, perhatian terhadap anak yang menjadi korban juga harus serius ditangani.
“Perawatan yang berkesinambungan. Dengan demikian dampak yang dialami korban bisa berkurang,” ujar dia.
Kasus kekerasan seksual atau pencabulan yang dilakukan seorang ayah kepada anak tiri di Kota Semarang menjadi perhatian Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi.
Sosok yang akrab disapa Kak Seto minta Pengadilan Negeri Semarang menjatuhkan hukuman maksimal kepada ayah yang diadili karena mencabuli anak tirinya.
“Kami mohon pelaku dijatuhi sanksi maksimal. Mudah-mudahan mendapat perhatian dari majelis hakim,” kata Kak Seto usai beraudiensi dengan Ketua PN Semarang di Semarang sebagaimana dikutip dari suara.com, Selasa (31/5/2022).
Ia berharap hal tersebut akan memberikan efek jera dan tidak sampai terulang lagi.
Menurut dia, PN Semarang sangat menyadari pentingnya perlindungan anak. Ia menegaskan kejahatan seksual harus mendapat perhatian serius.
Selain fokus pidana terhadap pelaku, kata dia, perhatian terhadap anak yang menjadi korban juga harus serius ditangani.
“Perawatan yang berkesinambungan. Dengan demikian dampak yang dialami korban bisa berkurang,” ujar dia.
Sementara itu, Juru Bicara PN Semarang Kukuh Subyakto mengapresiasi dukungan masyarakat terhadap perkara yang sedang ditangani PN Semarang. “Kami mempertimbangkan suara-suara dari masyarakat,” paparnya.
Meski demikian, lanjut dia, penjatuhan pidana terhadap seorang terdakwa sangat tergantung pada fakta persidangan.
PN Semarang mengadili RD, seorang ayah yang diduga mencabuli anak tirinya. Persidangan perkara yang disidang secara tertutup tersebut sudah memasuki agenda pemeriksaan saksi.(Dikutip dari suara.com)