1tulah.com – Pertamina telah rsmi manaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi jenis Pertamax (RON 92) pada 1 April 2022.
Harga yang ditetapkan naik menjadi di kisaran Rp12.500 sampai Rp13.500 per liter dari sebelumnya Rp9.000 sampai Rp9.400 per liter. Dampak kenaikan dipicu melejitnya harga minyak dunia yang hingga kini menembus USD100 per barel.
Namun sebagian masyarakat menilai kenapa ketika harga minyak dunia turun, seperti yang terjadi pada awal pandemi Covid-19, harga BBM tak kunjung turun juga?
Menanggapi hal ini Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu mengatakan karena selama ini Pertamina menjual BBM di bawah harga keekonomian, alias dijual dengan harga yang jauh lebih murah dari kondisi pasar.
“Karena memang hampir tidak pernah harga kita di SPBU itu di atas harga keekonomian. Jadi memang selalu harga kita adalah harga yang di bawah harga keekonomian,” kata Febrio dalam acara Macroeconomic Update 2022, seperti dilansir suara.com (media jaringan 1tulah.com) pada Senin (4/4/2022).
Dia juga bilang bahwa harga minyak dunia juga sempat turun pada awal Maret 2020, bahkan sampai tercatat minus. Namun kala itu Pertamina tidak menurunkan harga jual BBM-nya dikarenakan penurunan tersebut hanya terjadi hanya dalam waktu singkat.
“Pernah beberapa bulan di tahun tertentu waktu 2020 ketika harga minyak bumi jauh sekali turunnya, itu ada beberapa bulan. Tapi nggak lama kemudian balik ke mekanisme subsidi, balik ke mekanisme bahwa harga yang diberikan ke masyarakat itu lebih rendah dari harga keekonomiannya,” katanya.
Sekedar informasi, harga minyak dunia melemah di awal perdagangan Asia, Senin pagi, setelah Uni Emirat Arab dan kelompok Houthi menyambut gencatan senjata yang akan menghentikan operasi militer di perbatasan Saudi-Yaman.
Kondisi ini mengurangi beberapa kekhawatiran tentang potensi masalah pasokan. Penurunan awal pekan ini terjadi setelah harga minyak anjlok sekitar 13 persen minggu lalu, pelemahan mingguan terbesar dalam dua tahun.
Mengutip CNBC, Senin (4/4) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, turun 76 sen atau 0,73 persen menjadi USD103,63 per barel.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, menyusut 70 sen, atau 0,71 persen menjadi USD98,57 per barel.