1tulah.com, SAMPIT– Kenaikan Gas Elpiji non subsidi dinilai terlalu mencekik ekonomi masyarakat, pasalnya kenaikan itu dua kali lipat dibandingkan harga normal sebelumnya. Hal ini karuan memicu reaksi keras dari kalangan wakil rakyat di DPRD Kotim.
Dalam hal ini legislator Dapil III Hj. Darmawati menekankan, besar harapan masyarakat kepada pemerintah atau pemangku kebijakan supaya memperhatikan hal tersebut.
“Tujuannya agar pemerintah mempertimbangkan lagi, kalaupun harus naik kami minta jangan sampai terlalu tinggi, karena dampaknya sangat riskan, dan nantinya juga akan berujung pada kian sengsaranya masyarakat golongan kecil tingkat ekonomi kebawah,” ungkap Hj Darmawati kepada 1tulah.com di Sampit, Kamis (10/03/2022).
Politisi perempuan yang masih menjabat sebagai Ketua Komisi II DPRD Kotim itu juga mengaku khawatir dengan fenomena kenaikan gas elpiji nonsubsidi yang mengalami kenaikan secara dratis tersebut nantinya justru akan membuat semua kalangan beralih menggunakan gal elpiji yang bersubsidi.
“Bisa saja itu terjadi, kendatipun secara ekonomi mereka mampu kalau serba mahal ,ibaratnya besar pasak dari pada tiang. Apalagi gaji kecil, sementara kebutuhan atau biaya hidup tinggi. Disisi lain dampak dari kenaikan ini juga bisa saja berefek kepada kebutuhan lainnya,” timpalnya.
Wakil Ketua Fraksi Golkar DPRD Kotim ini juga berharap agar hal ini nantinya tidak membuat warga ekonomi menengah, seperti contohnya UMKM, warung makan dan lainnya beralih ke subsidi yang tentunya itu akan membuat gas ukuran 3 Kilogram itu menjadi kian langka.
“Bahkan tidak menutup kemungkinan harga juga jadi naik, dan menimbulkan pro dan kontra ditengah masyarakat kita,” tukas Hj Darmawati. (Fit)