Denny JA: Sulit Rumuskan Cendekiawan Ideal di Zaman yang Sudah Berubah

- Jurnalis

Jumat, 25 Februari 2022 - 06:42 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Denny JA

Denny JA

1tulah.com-Saat ini zaman sudah berubah. Persepsi soal kepentingan publik dan nilai-nilai humanisme universal juga tidak lagi tunggal, sehingga kita semakin sulit merumuskan peran cendekiawan yang ideal.

Hal itu diungkapkan Denny JA, Ketua Umum Perkumpulan Penulis Indonesia, SATUPENA, dalam Webinar Obrolan Hati Pena #27 di Jakarta, Kamis malam (24/2). Diskusi yang diselenggarakan oleh SATUPENA itu dipandu oleh Elza Peldi Taher dan Amelia Fitriani.

Denny menanggapi isu peran cendekiawan dalam politik. Dalam karya Julien Benda (1927), “Pengkhianatan Kaum Intelektual,” cendekiawan sering disalahkan ketika terjadi krisis sosial. Cendekiawan dianggap tak lagi memperjuangkan kepentingan publik dan lebih memilih pilihan politik jangka pendek.

Namun, dalam perspektif masa kini, Denny menunjukkan, intelektual yang memilih masuk ke dalam kekuasaan tidak bisa dibilang berkhianat. Karena “policy advisor” sudah menjadi profesi baru dan banyak universitas yang memang melahirkannya.

Dunia juga mengalami spesialisasi. Akademisi murni yang hanya tertarik membangun teori, atau menulis di jurnal, tidak juga bisa dikatakan berkhianat.

Apalagi paham tentang kepentingan publik (public interest) itu bisa berbeda-beda, bahkan bertentangan. “Ada paham liberal versus konservatif. Paham yang pro Hak Asasi Manusia (HAM) universal versus HAM Islam. Dan di belakang semua itu adalah kaum intelektual,” kata Denny.

Bisa juga terjadi, pertentangan intelektual versus intelektual. Misalnya, dalam isu pindah ibukota negara, ada intelektual yang mendukung dan ada yang kontra. “Yang mana yang berkhianat?” ujar Denny.

Berita Terkait

Feri Amsari Bongkar Dugaan Niat Tersembunyi di Balik Pemilihan Penyelenggara Pemilu Bermasalah
Catatan Represi Aparat Warnai Demo Tolak UU TNI: Demokrasi Terancam?
Kebebasan Pers Terancam, Demokrasi Indonesia Dipertanyakan?
Fenomena Tsundoku: Mengapa Kita Membeli Buku Tetapi Tidak Membacanya?
[OPINI] HSU Bangkit: Menanti Realisasi Janji Politik Sahrujani-Hero Setiawan
[OPINI] Kepala Daerah Terpilih Harus Bisa Meningkatkan PAD Hulu Sungai Utara Melalui Inovasi, Ekonomi Kreatif-Digitalisasi
Terkuak Bisnis Kiky Saputri, Diduga Terlibat Kasus Pencucian Uang
Diskriminasi Terhadap Perempuan Bekerja: Saatnya Ubah Pandangan!

Berita Terkait

Selasa, 29 April 2025 - 05:47 WIB

Feri Amsari Bongkar Dugaan Niat Tersembunyi di Balik Pemilihan Penyelenggara Pemilu Bermasalah

Minggu, 6 April 2025 - 09:38 WIB

Catatan Represi Aparat Warnai Demo Tolak UU TNI: Demokrasi Terancam?

Kamis, 27 Maret 2025 - 10:24 WIB

Kebebasan Pers Terancam, Demokrasi Indonesia Dipertanyakan?

Jumat, 28 Februari 2025 - 08:04 WIB

Fenomena Tsundoku: Mengapa Kita Membeli Buku Tetapi Tidak Membacanya?

Senin, 24 Februari 2025 - 13:49 WIB

[OPINI] HSU Bangkit: Menanti Realisasi Janji Politik Sahrujani-Hero Setiawan

Selasa, 18 Februari 2025 - 10:11 WIB

[OPINI] Kepala Daerah Terpilih Harus Bisa Meningkatkan PAD Hulu Sungai Utara Melalui Inovasi, Ekonomi Kreatif-Digitalisasi

Minggu, 29 Desember 2024 - 19:20 WIB

Terkuak Bisnis Kiky Saputri, Diduga Terlibat Kasus Pencucian Uang

Sabtu, 30 November 2024 - 19:21 WIB

Diskriminasi Terhadap Perempuan Bekerja: Saatnya Ubah Pandangan!

Berita Terbaru

Wabup Mura Rahmanto memimpin rapat bersama kontingen FBIM Murung Raya

Daerah

Optimis, Pemkab Mura Targetkan Juara Umum FBIM 2025

Jumat, 16 Mei 2025 - 22:02 WIB