1tulah.com, BUNTOK – Mahasiswa dari tiga universitas membantu pembelajaran tatap muka secara lansung di SD Negeri Danau Sadar, Kecamatan Dusun Selatan, Barito Selatan, Kalimantan Tengah pada masa pendemi Covid-19, karena mereka melaksanakan tugas dari kampus mereka masing-masing.
Mahasiswa itu berasal dari Universitas Ahamd Dahlan (UAD) Yogyakarta, Universitas Palangkaraya, dan Universitas Muhammadiyah Palangkaranya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Aqsal Rizky Ramadhan salah seorang mahasiswa dari UAD Yogyakarta yang ditempatkan di Barito Selatan kepada wartawan di sela kesibukannya mengajari murid-murid SD setempat, di Buntok, Jumat (26/11/2021).
Ia mengatakan, kegiatan ini adalah salah satu bentuk program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang memberi kesempatan kepada mahasiswa dari berbagai jurusan agar bisa memiliki pengalaman atau pengetahuan sebagai pengajar dan dapat membantu membangun masa depan pendidikan yang lebih baik lagi di Indonesia, khususnya di daerah 3T (tertinggal, terluar, dan terdepan) dan berakreditasi maksimal C.
Sekarang ini, katanya, program Kampus Mengajar telah memasuki periode ke-2 dan ada sekitar 22.000 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang mengikuti program tersebut.
Sebanyak 3.400 mahasiswa diterjunkan ke SD dan 375 SMP di 34 provinsi.
Program ini telah berlangsung sejak 2 Agustus 2021 hingga 18 Desember 2021.
Dengan program ini, mahasiwa dapat membantu guru dalam mengajar, administrasi sekolah, dan adaptasi teknologi serta dapat meningkatkan literasi dan numerasi peserta didik.
Di SD Negeri Danau Sadar telah melakukan pembelajaran tatap muka setelah sebelumnya pembelajaran jarak jauh.
Sistem yang diterapkan kurang lebih sama dengan keadaan sebelum pandemi akan tetapi pada pembelajaran tatap muka kali ini murid-murid diminta agar menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak.
Waktu pembelajaran tiap hari hanya diberikan sekitar dua jam.
“Dengan program ini agar mampu membangkitkan kembali [endidikansetalah pandemi Covid19,” kata Aqsal Rizky Ramadhan.
Ia menambahkan, berbagai kegiatan seperti membantu meningkatkan literasi dan numerasi, para mahasiswa Kampus Mengajar mengajak peserta didik lebih sering membaca dan mengadakan kuis tentang bacaan yang telah mereka baca sehingga menarik mereka untuk membaca.
Untuk meningkatkan numerasi mahasiswa, Kampus Mengajar mengajarkan cara menghitung dengan mudah dan itu meningkatkan minat peserta didik dalam berhitung. Dan tidak lupa melakukan ice breaking agar peserta didik tidak bosan.
“Program ini juga kesempatan untuk saya mendapat pengetahuan secara langsung menjadi tenaga pendidik,” katanya.
Ia menjelaskan, program ini juga mengenalkan hal baru seperti adaptasi teknologi yakni pengenalan tentang aplikasi AKSI SD dari Kemendikbud yang dapat menjadi bahan belajar bagi peserta didik di rumah dan bahan ajar untuk guru-guru di sekolah, tidak hanya itu saja para mahasiswa juga membantu mengajarkan bagaimana cara mengoperasikan komputer dan laptop untuk mengikuti Asessment Nasional Berbasis Komputer (ANBK).
Aqsal juga membantu administrasi seperti membantu membuatkan bahan ajar, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menilai dan membuatkan soal Penilaian Tengah Semester (PTS) dan Penilaian Akhir Semester (PAS).
“Semoga program ini dapat membantu sekolah dalam mengajar, admnistrasi, adaptasi teknologi serta dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia,” katanya. *