1tulah.com, PURUK CAHU – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masih menjadi permasalahan yang serius di kabupaten Murung Raya. Perilaku membakar hutan untuk mencari keuntungan jangka pendek ini harus dihentikan. Hal terpenting dalam proses ini adalah meninggalkan kebiasaan dan perilaku tersebut serta mengembangkan paradigma baru mengenai pembangunan berkelanjutan.
Bupati Mura Dra Perdie M Yoseph MA berharap, tim penanggulangan dan pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan tidak hanya menguasai pelatihannya. Tapi juga mampu menguasai kemampuan jelajah mendeteksi dini. Kira-kira terjadi kebakaran dimana yang berpotensi.
“Harus dipetakan daerah dan desa mana saja yang rawan kebakaran hutan dan lahan bukan hanya di kota Puruk Cahu, tapi kecamatan-kecamatan lain yang ada di Murung Raya ini,” ujar Bupati, Kamis (07/10/2021).
Karena masyarakat secara riil dilihat, lanjut bupati, sudah mulai berladang, menebang pohon dan sebagainya. Dan ini tetap kita dorong sosialisasi untuk tidak membakar hutan serta lahan yang ada. “Perlu pendekatan yang humanis jangan sampai menimbulkan maslaah sosial yang baru,” kata Bupati, Kamis (7/10).
Lanjutnya, penyebab kebakaran hutan dan lahan tersebut 90 persen adalah akibat ulah manusia, baik yang dilakukan secara sengaja maupun akibat kelalaian. Selain itu, faktor alam juga turut mendukung dalam penyebab terjadinya Karhutla tersebut, seperti kemarau panjang, seperti terjadinya gejala el nino.
Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Tengah khususnya di Kabupaten Murung Raya, merupakan kejadian yang berulang-ulang setiap tahunnya, terutama pada musim kemarau. Kebakaran hutan dan gambut ini bukan hanya berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat. “Tapi juga berdampak pada perekonomian masyarakat. (sur)