1tulah. Com, MUARA TEWEH-Protes dan kemarahan pelanggan terkait lonjakan tagihan listrik makin menjadi. Keluhan mereka di sosial media(medsos) makin menjadi dan trandyng. Terkait itu, ULP PLN Muara Teweh membuka kantor lebar-lebar bagi warga yang protes dan marah, tagihan listrik melonjak.
Manajer PLN Muara Teweh Gustiyadi Fathur Rahmadi mempersilakan pelanggan datang ke kantornya. “Yang penting, kalau pelanggan ragu diberikan ruang untuk bertanya ke kantor PLN,” kata Fathur melalui aplikasi WA, Jumat (5/6).
Fathur memastikan tak ada kenaikan tarif listrik. Lonjakan tagihan listrik di bulan Juni terjadi lantaran adanya penyesuaian tagihan rekening listrik berupa perubahan mekanisme pencatatan meter pelanggan pasca bayar di awal pandemi Covid-19. Caranya menghitung rata-rata penggunaan listrik pelanggan tiga bulan terakhir untuk tagihan April dan Mei.
“Di awal pandemi Covid-19 sudah kami sampaikan tagihan listrik bulan April dan Mei kita hitung rata-rata tiga bulan sebelumnya. Itu sebagai upaya PLN untuk memutus penyebarluasan Covid-19 antara petugas PLN dan Pelanggan,” jelas Fathur.
Ia menambahkan, mekanisme penghitungan rata-rata tersebut mengakibatkan terjadinya selisih antara jumlah pemakaian listrik oleh pelanggan dengan jumlah tagihan oleh PLN. pelanggan membayar tagihan listrik tidak sesuai dengan jumlah konsumsi listrik. “PLN akan melakukan penyesuaian, saat petugas PLN melakukan pencatatan meter kembali. Jika pelanggan kelebihan bayar, PLN akan kembalikan berupa kompensasi pada pembayaran bulan berikutnya,” ujar dia.
Pemilik akun Dian merasa hendak ‘gila’ mendengar kerabatnya harus membayar tagihan listrik Rp2,1 juta dari biasanya Rp400 ribu. “Saya bayar listrik dan PDAM Rp500 ribu saja, terasa hendak gila,” ujar Dian.
Lebih gila lagi yang dirasakan nama pemilik WA Muslih Jenal, dia dan keluarganya harus membayar Rp5 juta sebagai kelebihan pemakaian, padahal rumahnya kosong selama tiga bulan. “Saya bingung, kelebihan daya yang mana lagi maksud PLN,” tukas Muslih.